KECOA DAN TIKUS KAWAT | GOODBYE MASTER

Suatu sore di Victoria Park,
ketika perkenalan berjuta tahun cahaya yang terekam memori,
Kami hasil reinkarnasi kekerasan hidup di masa lalu..
Maka sore itu kehidupan dimulai kembali,
Begitu luput sore itu ingatanku tentang dirinya…
Kuanggap saja ia sosok baru,
dengan packaging yang baru,
Dimana hal sederhana sangat begitu mengintimidasi,
Sore itu aku sengaja mengenalnya kembali…
karena suatu alasan…

“Panggil aku si tikus kawat,
dan panggilah dirimu Periplaneta Americana..
maka kau akan sedikit beruntung menjadi seekor kecoa” Ujar si tikus kawat
Aku iba melihatnya sore itu.
Badan busuknya terbelenggu kawat parit,
Ia terjebak di partikel gelap yang jauh dari cahaya..
Pandangannya terbatas,
kami hanya bisa berbicang dibatasi kawat parit yang karatan itu,
Sore itu di pinggiran Victoria Park,
di bagian tidak tersorot di indahnya cahaya lampu Victoria Park,
Hanya jalur parit yang terlupakan,
Bagian tersisih dari keagungan,
Jauh dari keramaian yang mulai temaram..

Melainkan dia yang akan menemaniku sementara,
kuterima dengan lapang dada karena dialah makhluk yang setidaknya kutahu untuk saat itu,
Ia mengajakku berbicang banyak,
menanyakan perihal cara menanam padi sampai ranum dan siap panen,
menanyakan perihal bagaimana rasanya bisa hidup bebas diluar kawat parit,
menanyakan perihal cinta sejatiku di masa sebelum reinkarnasi dulu,

Sesekali ia mengangguk penuh rasa mengerti…

Ia menceritakan juga soal hidup yang cukup disyukurinya meskipun hanya berada di dalam belenggu kawat itu,
Menceritakan juga soal hidupnya yang begitu temaram tanpa rasakan kebebasan…
Menceritakan berjuta – juta cerita klise sederhana yang inspiratif,
tapi semua begitu dalam ku maknai karena begitu tegas cerita yang ia utarakan,
berisi dan sungguh innocent
ia tidak menggurui dengan ceritanya
tapi,
ada banyak pelajaran yang bisa kudapat dari setiap alur yang ia utarakan saat itu,

Sekilas aku bisa lupakan untuk mengingat pelajaran biologi tentang proses meiosis..
bisa lupakan juga tentang teori epicentrum,
tentang ekonomi makro,
atau teori relativitas,
sampai perhitungan kalkulus yang begitu kompleks,
apalagi perhitungan mekanika teknik yang memekikkan…

Dengan ia berbicara aku serasa mendapat semua teori baru yang cukup kupegang untuk menjalani hidup setelah ini,
Dengan teori sederhananya yang begitu innocent tapi responsibility,
tapi ada kekuatan di dalamnya..

Sekawanan Gryllus Assimilis mulai memecah temaram malam,
bersahutan dengan sekawanan katak hijau tanpa induk semang.
Semalam suntuk ia terus berbicara di hadapanku.

Ini waktunya aku pamit
mungkin besok aku bisa lanjutkan mendengar ceritanya.

Semalam suntuk sama sekali aku tidak bisa tidur,
tidak bisa kunikmati,
kuhabiskan untuk mencerna semua ilmu sederhana yang baru kudapat dari si tikus kawat,
hingga aku bisa lelap dalam temaram malam itu..
Hingga menjelang pagi di Victoria Park.

Pagi Hari di Victoria Park..
Tepat 1 km dari TKP semalam suntuk bersama si tikus kawat,
kutemui dua helai kawat yang tidak bertuan..
Ku identifikasi bahwa ini kawat yang membelenggu si tikus kawat..
aku mulai mengkhawatirkannya..

Semalam aku berjanji kembali ke tempatnya untuk dengar ceritanya kembali..
tentu saja dengan buku catatan lengkap di tas ransel,
agar bisa kucatat setiap hal inspiratif yang ia utarakan nanti…
Namun tak lagi kulihat ia berada di tempatnya,
belenggu kawat itu sudah koyak 3 lubang ke kanan..
ada sebuah pita bando yang tersangkut di antaranya,
Aku bisa mengerti ia berhasil meloloskan diri,
seekor tikus betina mungkin menyelamatkannya,
dari belenggunya selama ini,
maka aku mafhum…

Aku tersentak,
karena janjiku menghadiri pelajaran selanjutnya dari si tikus kawat baru saja menjadi harapan kosong..
lubang paritnya porat parit kosong,
iba sangat hatiku saat masuk ke dalamnya hanya cukup untukku berkeliling tujuh kali seluas diameter kaleng sarden..
berarti selama ini si tikus kawat begitu tersiksa diruang sempit seperti kaleng sarden ini..
begitu sabar dan tegar yang kubaca saat itu,
lagi – lagi ia ajarkan hal sederhana itu,
bahwa aku harus sepertinya yang sabar di tempat yang sempit dan tidak sangat diinginkan seperti itu,
karena yang terpenting bagaimana kita bertahan hidup..

Sungguh pertemuan yang begitu singkat antara aku dan si tikus kawat,
Setidaknya ia sempat meninggalkan begitu banyak pelajaran sederhana,
dan sempat meninggalkan memori yang singkat tentang pertemanan semalam suntuk..
Melainkan seekor betina berhasil membawanya pada kebebasan yang diinginkannya..
aku bersyukur untuk itu..

Aku hanya bisa menghela nafas dalam nelangsa ditinggalkan seorang master semalam suntuk..
dan aku tidak sempat melihatnya melambaikan tangan tanda perpisahan yang hakiki..
maka hanya kusampaikan untukmu lewat sebuah surat kaleng yang segera sampai di alamat di singgasanamu yang baru,,

Pesan untuk si tikus kawat..

Seorang teman terbaik adalah teman yang dapat memberi makna yang begitu besar di waktu yang singkat sekalipun..
Sanggup memberi banyak pelajaran yang ditinggalkan,
Walau Hanya semalam suntuk tapi ada memori yang begitu membuncah untuk kusimpan di bagian terdalam kenangan,
Begitulah seharusnya teman terbaik, karena aku sadar ia diciptakan tuhan untuk memberi semua pelajaran yang ia tahu,
maka tugasnya membagi yang ia punya padaku sudah sampai batasnya,
karena ia punya tugas untuk membagi pelajaran berharga itu pada sekawanan teman yang lain..

Maka saatnya ia pergi sekarang..

Sungguh tragis karena aku tercenung sendiri di Victoria Park tanpa si tikus kawat…
Baiklah akan kunikmati itu…
Just Goodbye Master..

created by Sendi Kurniawan Saelan

sumber

1 Comment

  1. nugie

    maju terus tikus kawat,,heeee

Leave a comment